News Malinau — Program Desa Sarjana yang digagas pemerintah pusat semakin mendapat sambutan luas di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Tahun 2025 menjadi momentum penting karena partisipasi desa dalam program ini kian merata, bahkan hingga wilayah perbatasan yang selama ini terkendala akses pendidikan tinggi.

Program Strategis untuk Pemerataan Pendidikan
Desa Sarjana hadir sebagai upaya pemerintah untuk memberikan kesempatan bagi pemuda desa melanjutkan kuliah melalui beasiswa penuh maupun subsidi biaya pendidikan. Program ini ditargetkan agar setiap desa memiliki minimal satu sarjana yang berperan sebagai motor pembangunan di tingkat lokal.
Baca Juga : Wabup Lepas Rombongan KTNA, Dorong Pesat dan Mandiri
Pemerintah Kabupaten Malinau mendukung penuh program tersebut dengan mengidentifikasi potensi desa sekaligus mendata calon mahasiswa yang memenuhi syarat. Dengan dukungan Bank Tanah dan Kemendes PDTT, pemerintah ingin memastikan bahwa akses pendidikan tinggi tidak lagi menjadi kendala utama masyarakat desa.
Partisipasi Desa di Malinau Terus Meningkat
Tahun 2025 mencatat lonjakan jumlah desa di Malinau yang terlibat dalam program ini. Jika pada tahun sebelumnya hanya sebagian kecil desa yang mengirimkan putra-putrinya, kini peningkatan partisipasi mencapai lebih dari 25 persen. Desa-desa di wilayah perbatasan, seperti di Kecamatan Kayan Hilir dan Kayan Hulu, mulai aktif mendaftarkan generasi mudanya.
Para mahasiswa dari Malinau tidak hanya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi besar di Jawa atau Kalimantan, tetapi juga di universitas negeri dan swasta di wilayah terdekat, sehingga memperluas pilihan bagi masyarakat desa.
Dampak Positif Bagi Pembangunan Desa
Kehadiran lulusan sarjana di desa-desa Malinau diharapkan menjadi penggerak pembangunan. Mereka dapat berkontribusi pada pengelolaan potensi lokal, mulai dari sektor pertanian, perikanan, hingga pariwisata berbasis kearifan lokal.
Beberapa desa yang lebih dulu mengirimkan mahasiswa melalui program ini telah merasakan hasilnya. Misalnya, adanya inovasi dalam pengelolaan hasil hutan non-kayu, pemberdayaan ekonomi perempuan, dan pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran produk desa.
Dukungan dan Tantangan
Meskipun dukungan pemerintah semakin kuat, tantangan masih ada, terutama terkait fasilitas pendidikan dasar di desa serta pembinaan sarjana pasca-lulus agar tetap berkomitmen membangun kampung halamannya. Untuk itu, Pemkab Malinau berencana mengembangkan program pendampingan khusus serta menyediakan peluang kerja berbasis desa.
Kemitraan dengan perguruan tinggi, dunia usaha, dan organisasi masyarakat juga menjadi faktor penting agar program Desa Sarjana benar-benar berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang.
Harapan ke Depan
Masyarakat Kabupaten Malinau berharap partisipasi ini terus meningkat setiap tahun. Dengan adanya sarjana yang lahir dari desa. Pembangunan Malinau diharapkan berjalan lebih cepat dan merata, terutama di daerah perbatasan yang strategis.
Program Desa Sarjana bukan hanya mencetak generasi terdidik, tetapi juga memastikan bahwa pembangunan Indonesia dimulai dari desa. Malinau menjadi salah satu contoh nyata pemerataan pendidikan tinggi yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.