News Malinau – Kabupaten Malinau kembali menggelar Festival Irau, pesta adat tahunan yang menjadi simbol persatuan dan kebanggaan masyarakat Dayak di perbatasan Kalimantan Utara. Tahun ini, perayaan Irau berlangsung meriah dengan partisipasi ribuan warga dan penampilan ratusan penari tradisional dari berbagai etnis.

Acara yang digelar di Lapangan Pro Sehat Malinau ini dibuka resmi oleh Bupati Malinau Wempi W. Mawa, didampingi unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh adat, dan perwakilan tamu dari negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Baca Juga : Pawai Budaya di Tarakan, Persaudaraan Sedulur Lamongan Tampilkan Miniatur Gapura dan Wingko Babat
🌏 Disaksikan hingga Mancanegara
Dalam sambutannya, Bupati Wempi W. Mawa menegaskan bahwa Festival Irau bukan sekadar pesta rakyat, tetapi juga panggung promosi budaya dan pariwisata Malinau ke tingkat internasional.
“Irau ini adalah warisan leluhur yang mempererat kebersamaan seluruh suku di Malinau. Tahun ini kami bersyukur karena perayaan ini disaksikan tidak hanya oleh masyarakat lokal, tapi juga tamu dari mancanegara,” ujar Wempi di sela acara pembukaan.
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Malinau terus mendorong agar festival ini menjadi agenda pariwisata tahunan bertaraf internasional, mengingat potensi budaya dan keindahan alam yang dimiliki daerah tersebut.
🎠Ragam Tarian dan Kesenian Tradisional
Perayaan Irau tahun ini menampilkan lebih dari 50 pertunjukan budaya, termasuk tari-tarian suku Dayak Kenyah, Lundayeh, dan Tidung. Selain itu, pengunjung juga disuguhkan pameran kerajinan tangan, kuliner khas Kalimantan Utara, serta pawai budaya yang menampilkan pakaian adat dari berbagai etnis.
Suasana semakin meriah ketika rombongan pelajar dan komunitas seni lokal menampilkan tarian massal kolosal yang menggambarkan nilai persaudaraan dan gotong royong.
“Kami ingin anak muda mencintai budayanya sendiri. Irau menjadi cara efektif menanamkan kebanggaan terhadap identitas daerah,” kata Ketua Panitia Irau 2025, Maria Olong.
đź’¬ Irau Jadi Simbol Persatuan
Selain sebagai ajang hiburan, Festival Irau juga memiliki makna mendalam sebagai wujud syukur dan persatuan antar masyarakat lintas suku dan agama. Tradisi ini diwariskan turun-temurun dan menjadi sarana memperkuat jalinan sosial di wilayah perbatasan Indonesia.
Tokoh adat Malinau, Apui Lian, menilai bahwa semangat Irau harus terus dijaga sebagai simbol keharmonisan masyarakat.
“Irau bukan hanya pesta, tapi cara kami menjaga kedamaian dan kebersamaan di tanah Borneo,” ujarnya.
🏞️ Diharapkan Dongkrak Pariwisata Daerah
Pemkab Malinau menargetkan peningkatan jumlah wisatawan domestik dan asing melalui kegiatan budaya seperti Irau. Dinas Pariwisata setempat mencatat, tahun lalu kunjungan wisata meningkat 20 persen selama festival berlangsung.
“Kami optimistis tahun ini dampaknya lebih besar. Festival ini membuktikan bahwa budaya bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah,” tutup Bupati Wempi.