News Malinau — Kabupaten Malinau kembali menorehkan sejarah gemilang di tahun 2025. Melalui Festival IRAU ke-11 yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Malinau, daerah berjuluk Bumi Intimung ini resmi meraih empat rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Pencapaian tersebut menegaskan eksistensi serta kekuatan budaya lokal yang siap menembus kancah nasional.

Empat rekor tersebut mencakup Pagelaran Budaya dengan Durasi Terlama, Pagelaran dengan Jumlah Etnik Terbanyak, Replika Kipas Terbesar khas Adat Bulungon, serta Bekang Terbesar khas Adat Dayak Tenggalan. Semua rekor ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga adat, komunitas masyarakat, serta pelaku seni budaya Malinau.
Baca Juga : Bekang, Warisan Rotan yang jadi Nyawa Transportasi di Wilayah Terluar Malinau Kaltara
Kebanggaan Bersama Warga Malinau
Bupati Malinau dalam sambutannya menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan hanya sekadar rekor, tetapi wujud nyata dari persatuan dan semangat gotong royong masyarakat adat. “Empat rekor ini adalah bukti bahwa kekayaan budaya kita luar biasa. Kini waktunya Malinau tampil di panggung nasional dan bahkan internasional,” ujarnya disambut tepuk tangan ribuan warga yang memadati area Panggung Budaya Padan Liu’ Burung.
Antusiasme masyarakat begitu tinggi sepanjang festival yang berlangsung selama lebih dari dua minggu. Beragam atraksi budaya, tari-tarian adat, hingga pameran kuliner tradisional menghiasi setiap sudut kota. Tidak hanya warga lokal, pengunjung dari berbagai daerah turut hadir untuk menyaksikan kemegahan IRAU tahun ini.
Festival IRAU Jadi Magnet Pariwisata dan Ekonomi Lokal
Pencapaian rekor MURI ini juga berdampak besar terhadap sektor ekonomi daerah. Selama pelaksanaan festival, transaksi pelaku UMKM mengalami peningkatan signifikan. Produk khas Malinau seperti anyaman rotan, makanan tradisional, dan kerajinan tangan laris manis diburu pengunjung.
Selain menjadi ajang pelestarian adat, IRAU 2025 juga menjadi sarana promosi pariwisata yang efektif. Pemerintah Kabupaten Malinau berencana menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk memperluas jangkauan promosi budaya hingga ke tingkat nasional.
Langkah Lanjut: Dari Rekor ke Transformasi Budaya
Ke depan, Pemerintah Kabupaten Malinau berkomitmen menjadikan rekor MURI ini sebagai pijakan awal menuju penguatan identitas daerah. Program edukasi budaya di sekolah, dokumentasi tradisi lokal, serta pengembangan wisata berbasis budaya akan menjadi prioritas dalam beberapa tahun mendatang.
“Rekor MURI hanyalah awal. Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana kita menjaga dan mengembangkan budaya agar tetap hidup dan bernilai ekonomi,” ujar salah satu tokoh adat.
Dengan semangat kebersamaan dan cinta terhadap warisan leluhur, Malinau kini bersiap melangkah lebih jauh. Dari panggung budaya IRAU hingga kancah nasional, Bumi Intimung siap memperkenalkan jati dirinya sebagai pusat kekayaan budaya yang membanggakan Indonesia.







