News Malinau – Kabar gembira datang bagi masyarakat Kalimantan Utara (Kaltara). Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, secara resmi mengumumkan alokasi dana sebesar Rp150 miliar untuk pembangunan Jembatan Malinau–Krayan pada tahun anggaran 2025.

Proyek strategis ini menjadi bagian dari program percepatan konektivitas wilayah perbatasan dan pedalaman, sejalan dengan arah pembangunan nasional untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah. Dana tersebut disalurkan melalui Skema Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur Kementerian Keuangan dan akan dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.
Baca Juga : Dana Transfer Daerah Dipangkas Rp 246 Miliar Tahun Depan, Wali Kota Tarakan: Efisiensi Lebih Ketat
“Pemerintah berkomitmen memperkuat konektivitas di wilayah perbatasan. Jembatan Malinau–Krayan akan membuka isolasi, menurunkan biaya logistik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” ujar Menkeu Purbaya saat kunjungan kerja di Tanjung Selor, Selasa (8/10/2025).
Jembatan Strategis Penghubung Dua Wilayah
Jembatan Malinau–Krayan dirancang sepanjang 280 meter dengan struktur baja bentang ganda yang mampu menahan beban kendaraan logistik. Pembangunan ini diharapkan menjadi jalur penghubung utama antara Kabupaten Malinau dan Kecamatan Krayan, dua wilayah yang selama ini hanya bisa diakses melalui jalur udara atau sungai.
Selain membuka akses ekonomi, jembatan ini juga berfungsi strategis sebagai rute distribusi logistik, pendidikan, dan kesehatan. Purbaya menegaskan bahwa proyek ini akan diawasi secara ketat oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian PUPR untuk memastikan transparansi serta efisiensi anggaran.
“Kami ingin memastikan setiap rupiah digunakan tepat sasaran. Ini bukan proyek seremonial, tapi kebutuhan nyata masyarakat,” tegasnya.
Respons Positif Pemerintah Daerah
Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang, menyambut baik bantuan dana tersebut dan menyebut proyek jembatan ini sebagai mimpi lama masyarakat Krayan yang akhirnya akan terwujud. Ia menyampaikan bahwa pembangunan tahap pertama akan dimulai pada November 2025 setelah proses lelang selesai.
“Selama ini, warga Krayan harus menempuh perjalanan udara dengan biaya tinggi. Dengan adanya jembatan ini, akses antarwilayah akan jauh lebih mudah dan murah,” ujar Zainal.
Pemprov Kaltara juga berkomitmen mendukung pembangunan dengan menyediakan lahan. Tenaga kerja lokal, serta bahan baku dari daerah sekitar guna meningkatkan efek ekonomi langsung bagi masyarakat.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan
Selain memperkuat konektivitas, Jembatan Malinau–Krayan diproyeksikan menjadi motor penggerak ekonomi baru di wilayah pedalaman Kaltara. Dengan terbukanya akses darat, hasil pertanian, perikanan. Dan komoditas lokal seperti beras Krayan dan kopi organik dapat lebih mudah dipasarkan ke kota-kota besar seperti Tarakan dan Nunukan.
Pemerintah juga berencana menjadikan kawasan sekitar jembatan sebagai zona ekonomi rakyat. Dengan pengembangan pasar tradisional, terminal logistik, dan rest area bagi pengendara.
“Ini bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tapi juga tentang menghubungkan kehidupan masyarakat, membuka peluang usaha, dan mengurangi kesenjangan ekonomi,” tutup Menkeu Purbaya.
Dengan pembangunan ini, Kalimantan Utara diharapkan semakin siap menjadi. Koridor ekonomi strategis di kawasan perbatasan Indonesia–Malaysia, sekaligus memperkuat integrasi pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.