, ,

Bupati Puji Keterlibatan Generasi Muda, Dayak Bulusu Tutup Penampilan Adat di Irau Malinau ke-11

by -79 Views

News Malinau — Rangkaian Festival Irau Malinau ke-11 resmi ditutup dengan penampilan memukau dari suku Dayak Bulusu, yang menghadirkan tarian dan musik tradisional khas di Lapangan Pusat Pemerintahan Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Selasa malam (21/10/2025). Penampilan tersebut menjadi puncak dari parade budaya yang telah berlangsung selama sepekan penuh, menampilkan kekayaan adat dan tradisi dari berbagai subetnis Dayak di Malinau.

Bupati Wempi Ajak Generasi Muda Dayak Kenyah Lestarikan Budaya dan Jaga  Persatuan -
Bupati Puji Keterlibatan Generasi Muda, Dayak Bulusu Tutup Penampilan Adat di Irau Malinau ke-11

Kemeriahan Penutupan Irau Penuh Warna dan Makna

Penutupan festival berlangsung meriah dengan ribuan warga memadati area lapangan. Suasana malam terasa semakin semarak dengan dentuman gong, tabuhan gendang, serta tarian khas Dayak Bulusu yang menggambarkan semangat persaudaraan dan penghormatan terhadap leluhur.

Baca Juga : Mukad Ulid dan Ncaut, Pembebasan Larangan dan Sukacita Dayak Bulusu Tampil di Irau Malinau Kaltara

Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, bersama jajaran Forkopimda turut hadir menyaksikan acara tersebut. Dalam sambutannya, Wempi menyampaikan apresiasi tinggi terhadap seluruh peserta yang telah menjaga kelestarian budaya daerah melalui penampilan yang penuh makna dan kreativitas.

“Irau bukan sekadar perayaan, tetapi wujud kebanggaan kita terhadap warisan leluhur. Saya sangat bangga melihat keterlibatan generasi muda yang aktif melestarikan budaya Malinau,” ujar Wempi disambut tepuk tangan meriah hadirin.


Generasi Muda Jadi Penopang Pelestarian Budaya

Keterlibatan anak muda dalam setiap segmen festival menjadi sorotan positif dalam Irau tahun ini. Mulai dari parade adat, pameran hasil kerajinan, hingga pertunjukan musik tradisional, mayoritas diisi oleh pelajar dan mahasiswa asal Malinau.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Malinau, Maria Siringoringo, mengatakan bahwa pelibatan generasi muda adalah strategi penting agar nilai-nilai adat tidak tergerus modernisasi.

“Kita ingin anak muda mencintai budaya mereka sendiri. Ketika mereka ikut menari, membuat anyaman, atau memainkan alat musik tradisional, itu artinya mereka menjaga identitas Malinau,” ungkapnya.

Sementara itu, kelompok seni Dayak Bulusu menutup acara dengan tarian sakral Tari Hudoq Bulusu, simbol rasa syukur kepada Tuhan dan alam atas hasil bumi yang melimpah.


Irau Malinau Jadi Magnet Wisata dan Persatuan Etnis

Festival Irau Malinau yang digelar setiap dua tahun sekali kini telah menjadi agenda budaya berskala nasional. Kegiatan ini tidak hanya menampilkan kekayaan tradisi lokal, tetapi juga mempererat hubungan antar-etnis dan menjadi magnet wisata yang menarik pengunjung dari berbagai daerah.

Bupati Wempi menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus mendukung kegiatan budaya seperti Irau sebagai bagian dari pembangunan berbasis kearifan lokal.

“Semangat kebersamaan dan persaudaraan yang ditunjukkan masyarakat Malinau adalah kekuatan besar. Mari kita terus menjaga keharmonisan ini untuk masa depan yang lebih baik,” pesannya.


Warisan Budaya yang Terus Hidup

Dengan ditutupnya penampilan Dayak Bulusu, Festival Irau Malinau ke-11 resmi berakhir dengan kesan mendalam. Antusiasme masyarakat dan semangat generasi muda menjadi bukti bahwa budaya Dayak di Malinau akan terus hidup dan berkembang di tengah arus zaman modern.

Irau bukan sekadar pesta adat, tetapi juga cermin jati diri dan kebanggaan masyarakat Malinau sebagai penjaga warisan budaya Nusantara.

BRIMO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.