, ,

Empat Tokoh Nasional Bedah Kemandirian Energi di Malinau, Kaltara Siap Jadi Pelopor

by -83 Views

News Malinau – Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, menunjukkan komitmen kuat untuk tidak sekadar menjadi penonton dalam upaya mewujudkan kemandirian energi daerah. Hal itu tergambar dalam Forum Diskusi Energi Nusantara 2025 yang digelar di Aula Kantor Bupati Malinau, menghadirkan empat tokoh nasional yang membedah strategi pembangunan energi berkelanjutan di tingkat daerah.

Malinau Siapkan RTRW 20 Tahun, Fokus Energi Terbarukan dan Perbatasan -  Kaltara Aktual
Empat Tokoh Nasional Bedah Kemandirian Energi di Malinau, Kaltara Siap Jadi Pelopor

Empat tokoh tersebut yakni Dr. Kurtubi (pakar energi nasional dan mantan anggota DPR RI), Dr. Satya Widya Yudha (anggota Dewan Energi Nasional), Ir. Yusran Aspar, MM (mantan Bupati Penajam Paser Utara dan penggagas proyek gas alam terintegrasi), serta Prof. Wicaksono Sarosa (pakar kebijakan publik dan perencanaan kota berkelanjutan).

Baca Juga : Dukung Cetak Sawah 2.000 hektare, Pemkab Bulungan Targetkan Bangun 100 Km Jalan Usaha Tani per Tahun

Forum yang dihadiri jajaran Pemkab Malinau, akademisi, pelaku industri, serta tokoh masyarakat itu menjadi ajang penting untuk merumuskan arah kebijakan energi yang sesuai dengan potensi daerah.

“Malinau memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Namun potensi itu harus dikelola secara mandiri dan berkelanjutan agar benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Bupati Malinau Wempi W Mawa, dalam sambutannya.


Dorongan Kemandirian Energi di Daerah Perbatasan

Kabupaten Malinau merupakan salah satu wilayah strategis di perbatasan Indonesia–Malaysia yang memiliki cadangan besar batu bara, gas, serta potensi energi baru terbarukan seperti tenaga air dan biomassa.
Dalam diskusi tersebut, para pakar menekankan pentingnya transformasi dari ketergantungan energi fosil menuju kemandirian energi berbasis potensi lokal.

“Kemandirian energi bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal keberanian daerah untuk mengelola sumber dayanya secara bijak,” ungkap Dr. Kurtubi.

Sementara Satya Widya Yudha menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, BUMD, dan swasta agar Malinau tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga pusat produksi energi bersih.


Peluang Investasi dan Arah Kebijakan Baru

Dalam forum itu juga dibahas peluang investasi pembangunan pembangkit listrik mini hydro di wilayah hulu Sungai Malinau dan potensi pengembangan biomassa berbasis limbah pertanian dan kehutanan.
Pemerintah daerah menilai, dengan dukungan regulasi dan kemitraan strategis, Malinau dapat menjadi contoh sukses pengembangan energi mandiri di wilayah perbatasan.

“Kami ingin membuktikan bahwa daerah di perbatasan pun bisa menjadi pelopor kemandirian energi nasional,” tegas Bupati Wempi.

Selain itu, para narasumber juga menekankan perlunya pendidikan energi dan riset terapan lokal, agar masyarakat Malinau dapat berperan aktif, bukan hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pelaku pembangunan energi berkelanjutan.


Malinau Menuju Daerah Mandiri Energi

Kegiatan ini disambut positif oleh peserta forum. Diskusi yang berlangsung interaktif menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, di antaranya penyusunan Rencana Induk Energi Daerah (RUED) yang berpihak pada potensi lokal dan pembentukan pusat riset energi Malinau bekerja sama dengan perguruan tinggi di Kalimantan Utara.

“Malinau bukan sekadar penonton. Kami siap menjadi bagian penting dari kemandirian energi nasional,” pungkas Wempi.

Forum ini menjadi langkah nyata bahwa Kabupaten Malinau siap bertransformasi dari daerah penghasil sumber daya menjadi daerah pengelola energi yang berdaya saing, berkelanjutan, dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat.

BRIMO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.