, ,

Festival Irau Malinau Jadi Simbol Toleransi dan Kerukunan di Kalimantan Utara

by -34 Views

News Malinau — Suasana penuh warna dan semangat persaudaraan menyelimuti Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, saat perayaan Irau Malinau 2025 digelar dengan meriah. Festival budaya terbesar di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia ini kembali menghadirkan kemegahan tradisi suku-suku Dayak yang hidup berdampingan harmonis di Bumi Intimung.

Festival Irau Malinau Dihangatkan Budaya Makassar, Bupati Wempi: Inilah  Indahnya Keberagaman Kita - Kaltara Aktual
Festival Irau Malinau Jadi Simbol Toleransi dan Kerukunan di Kalimantan Utara

Kegiatan yang berlangsung selama sepekan di Lapangan Prosehat Malinau ini menampilkan beragam acara budaya seperti tarian adat, pawai budaya, lomba kuliner tradisional, serta pameran kerajinan khas daerah. Tidak hanya diikuti oleh masyarakat lokal, Irau juga menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah dan negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Baca Juga : Megahnya Dedap Raya Bulungan, Kipas Raksasa Irau Malinau

Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, dalam sambutannya menegaskan bahwa Irau bukan sekadar festival budaya, melainkan manifestasi nyata semangat persaudaraan dan toleransi antar-etnis. Irau menjadi ruang kebersamaan yang menyatukan seluruh masyarakat Malinau, tanpa melihat perbedaan suku dan agama,” ujarnya saat membuka acara, Sabtu (19/10/2025).

Warisan Budaya yang Terus Dilestarikan

Irau Malinau telah menjadi agenda tahunan yang dinanti masyarakat sejak pertama kali digelar pada awal 2000-an. Kata Irau sendiri berarti “syukuran besar” dalam bahasa. Dayak Kenyah, dan perayaannya mencerminkan rasa syukur atas kedamaian, hasil panen, serta persaudaraan antarwarga.

Dalam festival tahun ini, setiap kecamatan menampilkan ritual adat khas masing-masing, menonjolkan pakaian tradisional, musik sape, dan tarian kolosal yang menggambarkan nilai gotong royong serta penghormatan terhadap alam.

Kepala Dinas Pariwisata Malinau. Agustina Renda, menyebut bahwa Irau telah masuk dalam Kalender Event Nasional (KEN) 2025 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). “Ini menjadi kebanggaan kita semua. Malinau kini semakin dikenal sebagai destinasi budaya unggulan di Kalimantan Utara,” ucapnya.

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Selain sebagai ajang budaya, Irau juga menjadi momentum penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat lokal. Ratusan pelaku UMKM menampilkan produk unggulan daerah seperti tenun Dayak, anyaman rotan, dan kuliner khas seperti lawa dan lempok durian.

Menurut data Dinas Koperasi dan UKM Malinau, perputaran ekonomi selama festival meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. “Kegiatan ini tidak hanya memperkuat identitas budaya, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Agustina.

Simbol Harmoni di Perbatasan

Irau Malinau 2025 juga menjadi pesan kuat bagi dunia tentang harmoni kehidupan masyarakat multikultural di wilayah perbatasan. Pemerintah daerah berkomitmen menjadikan festival ini sebagai ikon persaudaraan dan toleransi, sekaligus sarana memperkuat promosi pariwisata Kalimantan Utara.

“Persaudaraan adalah roh dari Irau. Selama nilai ini kita pegang, Malinau akan selalu menjadi rumah yang damai bagi semua,” tutur Bupati Wempi menutup rangkaian acara.

BRIMO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.